Bantu Sungai Karang Mumus Pulih Dari Sakit, Kisah Misman Sempat Dikira Sinting Gegara Punya Ide Tak Masuk Akal

“Kita yang menyesuaikan diri dengan air, jangan air yang menyesuaikan diri dengan kita. Itu yang disebut beradab…”

Misman – Founder GMSS-SKM

 

Ujarku.co

Pria paruh baya itu sudah siap dengan perlengkapan andalan.

Sepatu boot sarung tangan dan perlengkapan lainnya. Sore hari masih terik matahari. Misman melakukan aktivitas rutinnya menanam bibit pohon di sempadan Sungai Karang Mumus.

Tidak hanya menaman pohon, Misman dengan perahu ketintingnya juga memungut beberapa sampah dari sungai.

Kebiasaan itu sudah ia lakukan sejak 8 tahun belakangan ini.

Sebuah perjalanan spiritual bagaimana menyelamatkan sungai dari sakit kritis lantaran dipenuhi sampah dan membuat airnya tidak lagi jernih.

Misman namanya, pria paruh baya usia 64 tahun sudah 8 tahun lamanya memimpin Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM).

“Puluhan tahun sungai ini jadi tong sampah yang luar biasa. Ini harus jadi penyadaran bahwa sungai sumber air penting bagi manusia,” kata Misman.

Memulai ide gilanya membersihkan Sungai Karang Mumus pada 8 tahun lalu, Misman sempat dikira sinting oleh warga.

Melakukan pekerjaan yang mustahil.

Tapi Si Sinting itu, kini namanya harum di kalangan pegiat lingkungan.

Si Sinting itu, tahun 2023 ini masuk nominator penerima penghargaan Kalpataru. Sebuah pencapaian pengabdiannya tentang lingkungan.

Misman, masuk sebagai nominator dalam kategori Perintis Lingkungan.

Nominasi peraih Kalpataru 2023, adalah buah dari upayanya melahirkan Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM).

Selain itu, Misman juga mendirikan Sekolah Sungai Karang Mumus, di hulu sungai.

Pesan yang ingin disampaikan cuma satu, rawatlah sungai.

“Jangan mengambil yang bukan seharusnya,” tegasnya.

“Air itu sumber kehidupan, jadi sumber kehidupan vital apalagi di Samarinda. Kebutuhan air di Samarinda itu bersumber dari sungai, Sungai Mahakam dan Sungai Karang Mumus,” lanjutnya.

Kini, ada 61 jenis pohon yang ditanam Misman di bantaran Sungai Karang Mumus.

Bantaran sungai yang dulu gersang di hulu sungai, kini rimbun pepohonan.

“Kita tanam pohon di aliran sungai, maka alam menjadi sehat,” ungkapnya.

Kisah Misman, mengajari kita salah satu tugas manusia adalah merawat lingkungan.

Bisa jadi, dengan merawat lingkungan jadi salah satu jalan manusia menuju rahmat Tuhan.

“Nabi Adam makan satu buah saja turun dari surga, kita harus merawat lingkungan kalau mau naik lagi ke surga,” Habib Jafar – Login Eps.01. (*)

Penulis; SL/Ujarku.co

Tag Berita

Bagikan

Komentar